Facebook Yang Mengubah Irama Hidup

Suatu hari, ada teman yang mengirim SMS kepada saya “Lagi makan di restaurant seafood yah?”. Saat itu saya memang sedang makan seafood dengan istri dan anak-anak. Secara refleks saya langsung celingukan mencari-cari teman saya tersebut yang mungkin sedang makan di tempat yang sama. Ternyata dia tidak ada di sana. Kemudian saya SMS ke teman saya tadi, “Kok bisa tahu, lagi di sini juga yah?”. Jawabnya cuma singkat saja “Ada deh…”.

Setelah mengobrol dengan istri saya, baru ketahuan kalau di status FaceBook (FB) istri saya, dia menulis “Makan di restaurant seafood dengan suami dan anak-anak”. Rupanya teman saya mengetahui keberadaan saya karena melihat status FB istri saya tersebut. Jadi, berhati-hatilah kalau anda menuliskan status anda di Facebook, terutama bila tidak ingin orang lain mengetahui apa yang anda rasakan.

Dengan makin maraknya pengguna Facebook, banyak juga mengubah irama hidup kita. Saya sendiri, walaupun tidak terlalu aktif, setiap pagi selalu menyempatkan diri untuk membuka situs ini dan mengirimkan ucapan selamat ulang tahun bagi teman-teman saya yang namanya tercantum dalam daftar ulang tahun hari ini di FB saya. Mereka yang sudah maniak FB, akan sering mengupdate statusnya. Status di FB sangat beragam sekali. Ada yang benar-benar menceritakan perasaan hatinya, memberitahukan lokasi keberadaannya, pengumuman reuni sampai kutipan dari kitab suci. Bahkan saat ini ada provider telpon selular yang menyediakan SMS untuk mengupdate status FB dengan bayaran per bulan.

FB juga membuat banyak orang melakukan reuni dengan teman-teman masa lalunya. Situs yang dapat menghubungkan banyak orang sangat ampuh dalam menjaring orang-orang yang saling terkait. Group FB yang mengacu pada asal sekolah, klub hobby atau pekerjaan menjadi muara berkumpulnya teman-teman lama. Setelah reuni usai, biasanya peserta berlomba-lomba untuk mengunduh foto acara reuni, tak lupa men-tag ke orang-orang yang hadir. Tak lama, hujan komentarpun bermunculan pada foto tersebut.

Seorang anak bernama Serafina Ophelia bahkan mencurahkan perasaannya dalam suatu puisi tentang perubahan irama hidup sang ibu gara-gara Facebook. Video pembacaan puisi tersebut dapat di-klik di sini. Puisi tersebut menggambarkan hubungan sang ibu dengan Facebook yang sangat erat sekali. Di akhir puisi, sang anak membayangkan hubungan sang ibu dan Facebook akan terus sampai ke akhir hayatnya, bahkan sampai ke surga. Suatu ungkapan kejujuran dari sang anak.

Situs ini banyak membawa banyak orang untuk saling berkenalan. Beberapa teman saya berusaha mencari jodoh dari situs ini. Biasanya diawali dengan melihat foto pada profile anggota lain yang kebetulan juga menjadi temannya. Setelah meng-add sebagai teman, dengan melihat foto dan saling menyapa, ada juga yang meneruskan ke hubungan yang lebih serius.

Tapi ada juga yang mendapatkan malapetaka bagi kehidupan keluarganya. Terutama bagi mereka yang sudah berkeluarga tapi tidak mengakuinya di statusnya. Sang suami/istri marah karena pasangannya tidak mencantumkan status mereka yang sesungguhnya. Tak jarang ada yang berusaha “mencoba-coba” namun dilaporkan oleh teman sang pasangan. Alasan ini juga yang menyebabkan keinginan pihak tertentu untuk mengharamkan Facebook. Situs ini dianggap dapat mengganggu hubungan keluarga.Apa perlu sampai sejauh itu? Kenapa Facebook yang disalahkan?

Frans

1 Komentar

Filed under Daily life

1 responses to “Facebook Yang Mengubah Irama Hidup

  1. Ah budaya-pop-budaya-pop. Semoga Face Book tidak menggantikan relasi sejati.

Tinggalkan Balasan ke Budaya Pop Batalkan balasan